Bulan pernah menjadi bagian dari bumi???
WASHINGTON
- Sebuah makalah yang dipublikasikan di jurnal Science mengungkap teori yang
menjelaskan alasan Bumi dan Bulan memiliki komposisi dan kimia serupa.
Dilansir
dari Telegraph, (19/10/2012). Menurut
Sarah Stewart dan Matija Cuk, Bumi berputar lebih cepat pada saat Bulan mulai
terbentuk. Kecepatan itu membuat satu hari hanya terdiri dari satu atau tiga
jam saja. Karena perputarannya sangat cepat, sebuah tumbukkan besar bisa
melontarkan material Bumi ke luar angkasa. Material tersebut kemudian membentuk
Bulan.
Menurut
teori baru ini, Bumi kemudian mencapai kecepatan berputarnya di masa kini
karena ada interaksi gravitasi antara orbitnya di sekeliling Matahari dan orbit
Bulan di sekeliling Bumi.
Para
ilmuwan tersebut juga mencatat bahwa proporsi teori mereka berbeda dengan yang
saat ini diyakini. Teori yang banyak diyakini saat ini adalah Bulan tercipta
dari material raksasa yang menabrak Bumi.
Dikutip
melalui BBC, Jumat 6 Juni 2014, temuan
ini membenarkan teori yang menyatakan bahwa bulan dibentuk akibat bencana
tabrakan yang terjadi dengan bumi pada 4,5 miliar tahun lalu. Teori ini sudah
berkembang sejak 1980-an, planet yang bertabrakan dengan bumi itu bernama Theia
Planet
Theia. Diambil dari nama Dewi dalam mitologi Yunani. Theia adalah ibu dari
Selena, Dewi Bulan. Theia hancur berantakan karena dampak tabrakan. Puing-puing
Theia sebagian bercampur dengan bumi, sebagian lagi membentuk bulan.
"Teori
ini berkembang namun belum ada yang menemukan bukti tabrakan itu hingga
sekarang. Kini kami telah menemukan perbedaan kecil antara bumi dan bulan. Ini
membuktikan hipotesa adanya tabrakan besar yang membentuk bulan. Perbedaan
kecil ini bisa dilihat dari materi yang dikandung oleh bumi setelah bulan
terbentuk," ujar Daniel Herwatz, ketua tim peneliti dari University of
Goettingen.
Herwatz
mengukur perbedaan komposisi isotopik dari oksigen yang terkandung dalam batu
bulan, lalu dibandingkan dengan batu bumi. Hasilnya, Bumi dan Theia memiliki
komposisi yang hampir mirip.
Komposisi bulan dan bumi dianggap mirip
karena beberapa hal. Pertama karena bumi memiliki perputaran yang cukup cepat
sebelum tabrakan terjadi. Kedua adalah karena Theia memiliki ukuran yang cukup
besar. Diprediksi, Bumi dan Theia bertabrakan dan menghasilkan ledakan dahsyat.
Teori Radioaktifitas Bumi
Umur
bumi dapat diestimasi berdasarkan materi radioaktif yang ditemukan. Salah satu
peluruhan yang menjadi patokan dalam menentukan umur bumi adalah proses peluruhan
uranium-timbal. Dengan mengetahui konstanta peluruhan dan berapa jumlah uranium
dan timbal yang ada saat ini maka lama proses peluruhan uranium menjadi timbal
dapat diperoleh. Waktu peluruhan dari unsur radioaktif ini dapat dijadikan
sebagai acuan yang menggambarkan umur bumi.
Mineral
batuan secara alamiah mengandung unsur-unsur radioaktif yang terus mengalami
proses peluruhan.Dengan mengetahui berapa jumlah unsur radioaktif yang meluruh
dan konstanta peluruhannya, maka pentarikhan umur suatu mineral dapat
dimungkinkan untuk dilakukan. Salah satu unsur radioaktif di bumi yang
mengalami peluruhan adalah uranium dengan produk akhirnya adalah timbal. Pada
awal terbentuknya bumi, dapat dianggap bahwa unsur-unsur radioaktif tersebut
belum mengalami peluruhan. Dari beberapa peluruhan radioaktif yang ada di bumi,
peluruhan uranium-timbala dalah peluruhan yang memiliki waktu paruh yang paling
besar. Dengan anggapan bahwa dari awal terbentuknya bumi hingga saat ini
uranium mengalami proses peluruhan, maka dengan mengetahui jumlah uranium saat
ini dan jumlah hasil peluruhannya yaitu timbal,maka lama proses peluruhan
tersebut dapat dianggap menggambarkan berapa umur bumi saat ini.
Hasil
penanggalan radiometrik batuan-batuan yang berasal dari bulan diperoleh umur
4.4 dan 4.5 milyar tahun dan umur ini merupakan umur minimal dari pembentukan
planet yang terdekat dengan Bumi. Ribuan fragmen meteorit yang jatuh ke Bumi
juga telah dikumpulkan dan menjadi batuan yang terbaik untuk penentuan umur
dari pembentukan Sistem Tata Surya. Lebih dari 70 meteorit dari berbagai jenis
telah ditentukan umurnya berdasarkan penanggalan radiometrik dan hasilnya
menunjukkan bahwa meteorit dan sistem tatasurya terbentuk 4.53 dan 4.58 milyar
tahun yang lalu. Penentuan umur bumi tidak saja datang dari penanggalan batuan
saja akan tetapi juga mempertimbangkan bahwa bumi dan meteorit sebagai bagian
dari satu sistem yang sama dimana komposisi isotop timah hitam (Pb), terutama
Pb207 ke Pb206 berubah sepanjang waktu sebagai hasil dari peluruhan Uranium-235
(U235) dan Uranium-238 (U238). Para akhli kebumian sudah memakai pendekatan ini
dalam menentukan waktu yang dibutuhkan oleh isotop isotop didalam bijih timah
hitam (Pb) tertua yang ada di Bumi, yang mana isotop isotop tersebut jumlahnya
hanya sedikit, untuk berubah dari komposisi asalnya, sebagai hasil mengukuran
dari uranium fase bebas pada besi meteorit (iron meteorites), terhadap
komposisinya pada saat bijih timah hitam tersebut terpisah dari selaput
sumbernya. Hasil perhitungan ini dalam umur Bumi dan Meteorit serta Sistem Tata
Surya adalah 4.54 milyar tahun dengan tingkat kesalahan kurang dari 1 persen.
Untuk ketelitian, umur ini mewakili saat saat terakhir dimana isotop Timah
Hitam adalah homogen selama Sistem Tata Surya bagian dalam dan saat dimana
Timah Hitam dan Uranium menyatu menjadi padat dari Sistem Tata Surya.
Dikutip dari : http://yashaneu.blogspot.com/2012/11/penentuan-umur-bumi.html