Senin, 10 Maret 2014

Senat mahasiswa, Bukan BEM

Sebuah artikel yang menyadarkan saya bahwa organisasi mahasiswa bukan diartikan sebagai "pemerintahan mahasiswa" atau yang lebih dikenal sebagai Badan eksekutif mahasiswa, melainkan  Senat. Senat adalah sebuah organisasi yang khas terdapat dalam lingkungan masyarakat akademisi.
Dari : http://harrymahathir.wordpress.com/2010/03/16/senat-mahasiswa-bukan-bem/

Senat Mahasiswa, bukan BEM 

Tahun 2007 saya dan teman-teman pengurus BEM FK Unpad saat itu memutuskan mengganti nama (sekaligus struktur) organisasi kemahasiswaan kami dari “BEM” menjadi “Senat Mahasiswa”.

Banyak yang marah, menyayangkan sekaligus mempertanyakan keputusan kami saat itu. Tapi saya dan kawan-kawan tetap mencoba mempertahankannya karena memang saya yakin ini adalah keputusan yang tepat. Ya tepat, karena berdasarkan pada alasan yang tepat.

Kami percaya, berbagai kebobrokan yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan oleh kurangnya pendidikan karakter pada masyarakat akademisinya. Para pelajar yang seharusnya menjadi “cendekiawan” malah hanya menjadi “cendawan”. Sejenis mahluk dalam simbiosis parasitisme yang hanya memikirkan diri sendiri, dan puas dalam jabatannya.

Pendidikan karakter seharusnya dibangun sejak kecil dalam lingkungan keluarga dan selanjutnya dipupuk terus menerus dalam lingkungan sekolah sampai mendapat polesan terakhir dalam kehidupan mahasiswa. Sayangnya, skema ini masih belum terlaksana sepenuhnya karena berbagai kekurangan yang belum mampu saya analisis seluruhnya. Tetapi satu hal yang kami mengerti, kehidupan selama menjadi mahasiswa memiliki andil besar dalam pembentukan karakter ini.

Maka kemudian, BEM yang merupakan kepanjangan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, yang bagi sebagian orang diartikan sebagai “pemerintahan mahasiswa”, atau “badan pelaksana kegiatan mahasiswa”, kami ubah namanya menjadi “Senat Mahasiswa”. Mengapa? Alasannya adalah karena BEM (baca: organisasi kemahasiswaan) pada hakikatnya bukanlah pemerintahan mahasiswa yang sayangnya selama ini telah menciptakan sebuah pola pikir yang tanpa kita sadari membuat sebagian mahasiswa mengandaikan dirinya sebagai pemangku jabatan kekuasaan dan berlomba-lomba menggapainya sementara sebagian lainnya berperan sebagai “rumput” atau masyarakat biasa atau rakyat jelata yang tidak perlu peduli akan apapun yang disampaikan para pemangku jabatan karena tidak sesuai dengan aspirasinya atau lebih parah, harus manut saja pada keputusan mereka.

Pola pikir seperti ini sangatlah berbahaya karena akan terbawa dalam kehidupan pasca kampusnya. Maka kita tidak akan aneh melihat banyak orang-orang yang berpendidikan tinggi justru korupsi. Banyak orang-orang yang dulunya “aktivis” tetapi sekarang malah “koruptor”. Banyak orang pintar yang puas hanya dengan menjadi manajer atau kuli berdasi saja. Sungguh tidak muncul karakter kepemimpinan para cendekiawan sama sekali di dalamnya kan?

“Senat”, adalah sebuah organisasi yang khas terdapat dalam lingkungan masyarakat akademisi. Coba kita ingat, mulai dari senat fakultas, senat universitas, student council sampai fellowship. Semua adalah organisasi akademisi, dan semua ber-genre senat, dan semua ini bukan kebetulan.

Sistem organisasi pada senat menjadi ciri para akademisi karena senat memang sebuah sistem yang bisa mengakomodasi pembentukan karakter seorang untuk menjadi seorang cendekia karena memiliki prinsip “kesetaraan dan kesepakatan”, bukan “atasan dan bawahan”.

Seorang akademisi yang baik, memulai setiap tindakannya dengan alasan yang jelas. Sekalipun ia hanya diminta menyapu sampah misalnya, ia seharusnya akan bertanya mengapa, dan kemudian menyepakati tugas tersebut karena ia merasa perlu melakukannya.

“Bertanya mengapa” melambangkan “kesetaraan”, sementara “menyepakati” melambangkan keinginan untuk melakukan atas dasar alasan dalam diri, bukan perintah dari atasan bagai seorang kuli.

Nah, sekarang coba bayangkan sekelompok mahasiswa yang ditempa dalam lingkungan yang egaliter seperti ini. Akan didapatkan sekelompok orang yang susah diatur karena selalu merasa setara, namun selalu memiliki alasan yang jelas. Mereka akan menjadi orang-orang yang selalu berinovasi dan tidak takut untuk menjadi berbeda tetapi produktif dan kreatif karena mencintai apa yang mereka kerjakan. Mereka selalu memiliki landasan dalam setiap tindakannya.

Maka tugas selanjutnya adalah mencontohkan nilai-nilai yang baik agar mereka mengerti bahwa setiap yang dilakukan harus demi kemaslahatan bersama dan tidak boleh mengganggu orang lain (atau alam) seperti mereka tidak ingin diganggu.

“Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan”, sumpah dokter alinea ke-7.

Sekarang kita tinggal bayangkan, sekelompok orang yang tidak takut perbedaan, inovatif, produktif, dan inspiratif. Maka kita akan benar-benar mendapatkan seorang “cendekiawan” dari sebuah proses pendidikan kan?

Inilah harapan kami dengan mengubah BEM menjadi Senat Mahasiswa di fakultas kedokteran, mendapatkan para cendekiawan yang berprofesi sebagai dokter, bukan para kuli yang berprofesi sebagai dokter.

Menghasilkan manusia-manusia yang menginspirasi pasiennya, bahkan lingkungan sekitarnya , untuk juga menjadi cendekia, menjadi manusia yang lebih beradab, dan membangun lingkungan yang lebih madani.

Maka jika kau tanya pada saya, “Apa alasanmu mengubah BEM menjadi Senat Mahasiswa?”,
saya akan menjawabmu tanpa ragu,”Kami ingin mengubah mental bangsa ini demi kemanusiaan yang lebih beradab”.

Sungguh, seluruh inspirasi dan kebenaran berasal dari Tuhan Pencipta Alam dan segala kesalahan berasal dari kerapuhan saya sebagai mahluknya. Tulisan ini sangat terbuka untuk forum diskusi maupun debat. Terima kasih.

Kamis, 06 Maret 2014

Lonceng Kehidupan di Tujuh Maret 21 Tahun yang lalu

Tidaklah Seikat bunga yang dapat layu
Atau Boneka Panda sebesar bantal yang kan kusam
Tidak pula sebait puisi yang ditulis dengan pena
penuh puja puji

Persahabatan ini terasa begitu berbeda
Dari yang tidak kenal
Lalu berkenalan
Karena keramahan

Kita pernah punya satu ujian
Tahap dimana kita terpisah dan menginjak
Candamu membakar emosiku
Kerasku menambah amarahmu

Kencang sang waktu berlari tak mampu ku kendalikan
Bunyi lonceng waktu mengisyaratkan dewasamu
menemani perjalanan kita, dengan tangis dan tawa

Ku pesan seikat puisi Ulang tahun
Kuarahkan padamu saat kau membaca ini
seperti ku bilang tadi,
bukan seikat bunga atau boneka untuk hadiahmu

Aku hanya bisa merangkai seikat puisi
Karena uang dan berlian tak ku punya
Inilah aku...
Mencoba memberikan keragaman hadiahmu
Dengan puisi ala kadarnya
Tanpa berharap ada efek air di kelopak matamu
Tanpa berharap pujian ini itu dari bibir manismu

Yang aku ingin,
selalu ada lengkung manis di setiap waktumu
seperti pelangi yang terlihat saat hujan berhenti dan timbul matahari

Yang terakhir dari seikat puisi ini
akan ku tambahkan sebaris kata
Selamat dewasa, Rifka
Sahabat serta perevisi kerjaku :)




Selasa, 04 Maret 2014

Langkah-langkah Penanggulangan Diabetes


Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya kadar gula di dalam tubuh secara drastic akibat dari rusaknya atau malfungsinya sel beta pancreas yang merupakan penghasil insulin. Melonjaknya kadar gula tersebut kemudian mengakibatkan berbagai masalah yang jika tidak ditangani dengan benar akan dapat memicu terjadinya komplikasi yang lebih fatal dan berbahaya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menerapkan langkah penanggulangan diabetes mellitus sebelum terserang. Dengan berpegang kepada prinsip bahwa “mencegah lebih baik dari mengobati”, maka kita akan dengan senang hati melakukan langkah – langkah pencegahan tersebut.



Banyak sekali langkah atau cara yang dianjurkan oleh praktisi kesehatan untuk menanggulangi atau mencegah diabetes mellitus menyerang, yakni:

· Mencari tahu riwayat kesehatan keluarga karena faktor keturunan meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes mellitus.

· Menjaga berat badan ideal. Karena obesitas merupakan salah satu penyebab utama seseorang terserang kencing manis. Dengan berat badan ideal, maka lemak tidak akan menumpuk dan tidak akan mengganggu kerja insulin untuk merubah gula menjadi kalori.

· Olahraga teratur akan mempercepat proses penguraian gula dan lemak menjadi energy yang secara otomatis akan menghindarkan terjadinya penumpukan gula dan lemak di dalam tubuh.

· Mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan nutrisi seimbang serta rendah lemak dan gula.

· Meningkatkan konsumsi sayur dan buah karena keduanya mengandung blovanoid yang akan membantu insulin merubah kalori menjadi energy.

· Melakukan pemeriksaan kesehatan dan kadar gula darah secara berkala terutama bagi yang telah berusia 45 tahun lebih atau yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarganya.

· Mengkonsumsi jus mengkudu Ultra Noni yang diketahui memiliki berbagai nutrisi serta senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya.



Mengapa jus mengkudu Ultra Noni termasuk salah satu langkah penaggulangan diabetes? Alasannya adalah karena mengkudu yang merupakan bahan baku pembuatan Ultra Noni mengandung berbagai nutrisi lengkap mulai dari Vitamin, mineral dan Protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, Ultra Noni juga mengandung proxeronine dalam jumlah besar yang merupakan bahan baku xeronine, yakni senyawa yang akan membantu dan merangsang insulin untuk mengurai gula secara lebih efektif.


Sumber : http://www.nonijuice.co.id/berita/langkah-langkah-penanggulangan-diabetes-148.php