Pertanyaan
ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu
pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau
hijab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat
syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan,
menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat.
Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion
Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang
telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli apakah ia muslimah Arab,
Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah mengenakan hijab ini
berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap penjuru bumi.
Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:
Pertama :
Sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya.Ketaatan merupakan sumber
kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan akherat. Seseorang tidak
akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan merealisasikan,
mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan
RasulNya.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. [Al Ahzab:71]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Sungguh
akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah
sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan
Allah”. [HR Muslim].
Kedua :
Pamer
aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan
murka Allah dan RasulNya.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. [Al Ahzab:36].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Setiap
umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara
terang-terangan (berbuat maksiat)”. [Muttafaqun alaih].Sementara wanita
yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani
menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.
Ketiga :
Sesungguhnya
Allah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai macam fitnah
(kerusakan) Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka
masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan
selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita
yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan
tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan
seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran
yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan
pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan
pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.
Keempat :
Tidak
berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi
laki-laki.Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan
perhiasannya di hadapan laki-laki non mahram, jelas akan mengundang
perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika
ada kesempatan mereka pasti akan memangsa dengan ganas laksana singa
sedang kelaparan.
Seorang penyair berkata,
“Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan”.
Kelima :
Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki,
“Tundukkanlah
pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya
milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak
terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena
aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”
Adapun
wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan
tubuh di depan kaum laki-laki hidung belang, secara tidak langsung ia
berkata,
“Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku.
Adakah orang yang mau mendekatiku?
Adakah orang yang mau memandangku?
Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku?
Ataukah ada orang yang berseloroh,“Aduhai betapa cantiknya dia?”.
Mereka
berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga
mereka pun terfitnah. Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih
merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa
setiap lelaki untuk menundukkan pandangan mereka dan bersikap hormat
ketika melihatnya, hingga mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita
merdeka, bebas dan sejati.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan hijab dengan firmanNya.
“Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”. [Al Ahzab
: 59]
Wanita
yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya,
laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar
mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak. Dia menjadi
wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan
kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan
malapetaka hidup.
SYARAT-SYARAT HIJAB
Hijab
sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para
ulama pembela agama Allah telah memaparkan dalam tulisan-tulisan mereka
seputar kriteria hijab. Setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan
syariat berkaitan dengan hijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah
NabiNya sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang
kepada pendapat-pendapat menyimpang dari para pengekor hawa nafsu.
Dengan demikian tujuan disyariatkanya hijab dapat terwujud,
bi’aunillah.Diantara syarat-syarat hijab antara lain:
Pertama :
Hendaknya
menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun
selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.”
Dan
katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan
pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali
yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada
mereka”. [An Nuur:31].
Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Wahai
Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang”. [Al Ahzab : 59].
Kedua :
Hendaknya
hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar
hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:-. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang
tebal tidak menampakkan warna kulit tubuh.-. Hendaknya hijab tersebut
longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.-. Hendaknya hijab
tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus memiliki satu
warna bukan berbagai warna dan motif.-. Hijab bukan merupakan pakaian
kebanggaan dan kesombongan.Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berikut.
“Barangsiapa
yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan
pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam
Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]-.
Hendaknya
hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah
hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Siapapun
wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar
mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina”. [HR Abu Daud,
Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]
Ketiga :
Hendaknya
pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki
atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka”. [HR Ahmad dan Abu Daud]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar