Rabu, 20 Juli 2011

Ucing Untuk Icha

Berhari hari bersama disekolah telah membuat Icha tertegun hati pada seorang pria bernama Deni sebut saja dia ucing pelangi karena dianalisir dari sikap deni yang kadang baik, cuek dan perhatian.
“Chapunk”
 icha tersenyum dibalik kerudung saat melihat si item nya melenggang dihadapannya.
Senyum dari bibir icha terasa sumringah. Sampai akhirnya rangga melintas tepat dihadapan icha dan langsung melontarkan senyum penuh sayang.

“Cha”
Ya sejak lama memang rangga telah menaruh hati pada icha. Rangga adalah teman baik dari pada si ucing pelangi, jadi lebih baik kita panggil rangga ucing 1. Karena bisa dibilang orang pertama yang menyayangi icha.
Senyum icha yang mengembang pun mulai menciut sedatang nya ucing 1. Namun ucing 1 ya ucing 1, dia ingin terus mendapatkan hati icha.
Sampai akhirnya ucing 1 sering menuliskan sebuah catatan tentang perasaannya terhadap icha dalam “buku harian ucing”

Setiap hari icha terus saja memperhatikan ucing pelangi yang tak kujung datang pada harinya. Si item manis yang telah menggetarkan hati icha tak kunjung hadir untuk menyapanya. Namun walaupun seperti itu belum ada batu pengkikis rasa sayang Icha pada ucing pelangi.
Disinalah kehadiran ucing 1 yang mencoba membantu menghangatkan suasana antara icha dan ucing pelangi, ya walaupun sebenarnya hati ucing 1 sangatlah terluka dengan perbuatannya sendiri.
Sering kali ucing 1 mencoba merekatkan tali silaturahmiantara ucing pelangi dengan icha namun tak ubahnya sikap dingin si ucing pelangi pada icha. Akhirnya pemikiran cemerlang dari ucing 1, ia sering memberikan foto ucing pelangi pada icha untuk sekedar memberikan kebahagian pada icha. Namun ada satu dua foto ucing 1 yangdiberikan pada icha agar icha pun terus menatap foto dirinya disamping foto ucing pelangi.

Dirumah kadang ucing 1 sering meratapi kelakuannya.
Dalam catatannya ia sering mecurahkan isi hatinya serupa sebuah skenario.
Ya itulah ucing 1 yang terus memendam perasaan pada icha.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan keseharian antara ucing 1, ucing pelangi, dan icha tak ada ubahnya. Sekolah yang menjadi sarana mata icha untuk melihat pesona ucing pelangi juga menjadi sarana bagi ucing 1 untuk memandang sang dewi dalam hati nya.

Disuatu ketika, dimana icha sudah tak tahan dengan sikap ucing pelangi yang acuh. Icha sering mencurahkan kendalanya pada seorang guru yang begitu aktif dalam kesiswaan.  Sebut saja Ayah.
Icha begitu leluasa mengeluarkan keluh kesahnya pada ayah. Dan ayah pun sangat bersimpati mendengarkan semua cerita icha.
Sedikit demi sedikit sang ayah mengerti akan icha, ucing pelangi dan ucing 1.
Selain Icha pun diam diam sang ucing 1 sering bercerita pada ayah. Dan melihat kejadian yang diceritakan Ayah pun mendukung semangat pada diri ucing 1 untuk mendapatkan icha. Karena gelagat ucing pelangi tidak merespon apa apa. Tapi itulah icha yang pantang menyerah mendapatkan si chapunk nya.

Pada prosesi upacara adat yang diselenggarakan untuk perpisahan ucing pelangi menjadi pengantin wakil kelas XII.
Hari itu sungguh membuat hati icha sesak namun bahagia. Icha melihat pujaan hatinya bersanding dengan rang lain. Ia pun berharap dan mengkhayal kalaulah saja, posisi pengantin wanita ia yang menempati. Tapi kenyataannya icha terdiam di bangku barisan kelas XII. Tertutupi banyak teman. Tapi Icha tetap berpositif thinking ria, karena icha bisa melihat sang chapunk yang begitu tampan dengan baju pengantinnya. Banyak siswa siswi yang merekam prosesi upacara adat. Namu icha bukannya mendokumentasikan seluruh prosesi upacara adat, ia lebih banyak merekam sang ucing pelangi yang melintas di kamera layar HP nya.
Pada saat sungkem semua siswa yang terlibat menangis haru, Icha pun menitikan air mata untuk perpisahannya bersama teman teman selain itu titik air mata yang jatuh dari pelipisnya ditunjukan karena icha melihat sang pujaan hati bersanding bersama wanita lain.

Setelah perpisahan itu icha tak lagi bertemu dengan ayah, ucing 1 dan ucing pelangi.
Semakin menderita saja hidup icha.
Tapi perjodohan antara ucing 1 dan icha tetap direncanakan oleh sang ayah dalam dunia maya. Motivasi sang ayah memberikan pencerahan bagi ucing 1 untuk terus mengejar cinta icha. Di karenakan ucing pelangi beranjak meninggalkan desa ke persimpangan kota.

Hari yang terus berganti semakin mendobrak keadaan ucing 1 dan icha. Sang ucing 1 terus mengejar icha, perhatian pada icha. Tapi icha tetap saja terpaku pada sang ucing pelangi. Ayah yang terus menjadi penyemangat ucing 1 selalu menambal kepercayaan pada ucing 1. Terus dan terus memberikan penyangga kehancuran yang dibuat dari sikap icha.

Sampai akhirnya ucing 1 yang telah lama menunggu memberikan catatannya pada icha karena menurut pandangan sang ayah “sabar tidak selamanya baik” jadilah sang ucing mengumbar semua ceritanya pada icha.
Icha membaca kata demi kata yang tertulis pada catatan harian ucing. Sampai pada kata terakhir icha tak menemukan ending dalam catatan tersebut.

Icha meminta pertemuan singkat antara dirinya dengan pemujanya.
“Mpuss, ko ga ada endingnya sii?
Ucing pun terdiam, lalu ia menatap icha penuh rasa.
“Endingnya adalah saat ini, dimana aku dan kamu bertemu”
Icha terpana,
“ lalu?” icha mendelik
“lalu, apakah jawabanmu atas perasaan ku”
Icha pun terdiam dan berkata “cha masih menunggu chapunk icha yang pergi ke persimpangan kota. Cha masih menanti 27agustust yang icha sayang”
Ucing 1 pun terdiam seolah menutupi rasa sedih karena endingnya icha belum mengerti akan sayang yang selama ini ia tunjukan.
“Baiklah cha, sabar tak selamnya baik, jadi aku takkan lagi sabar untuk menunggu hatimu”
Icha pun menangis haru, “maafkan icha mpus”
“sesakit sakitnya hatiku karenamu takkan mengubah perasaanku terhadap mu cha” ucing 1 berbalik dan siap meninggalkan icha. Ucing berjalan perlahan langkah demi langkah yang kian pasti untuk mengubur kisah icha dan dirinya.

“Mpuss,,, apakah segitu saja pengorbananmu pada icha?”
Langkah ucing pun terhenti diam terpaku tanpa membalikan badan.
“Mpuss, apakah kamu tega meninggalkan cha sendiri ??”
Ucing pun berbalik dengan wajah sumringah
“Cha nerima cintaku?” dengan penuh pengharapan berjalan maju mendekati Icha.
“Ini catatan kamu masih ada di icha” dengan polosnya icha bergumam seperti itu yang membuat ucing melemas.
Aku memang tak pantas berharap padanya. Hati sang ucing berbicara dan siap berlari karena ia tak menemukan ending yang bahagia..

“Mpuss, bolehkah icha mengganti ending yang buram ini?”
Ucing diam, “silahkan saja kalau cha mau merubah endingnya menjadi sebuah tangisan.”
Bukan,, icha akan mengubah endingnya menjadi kebahagiaan antara aku dan kamu”
“Benarkah?” ucing terkejut akan hal itu.
“Ya,, kita ubah bersama ending yang gelap menjadi cahaya terang dari cinta kita yang bersemi”
“Icha kamu membalas sayangku ?”
“Iya” dengan senyum yang merekah.

Endingnya adalah Icha dan sang ucing 1 bersama untuk menggoreskan pelangi pada kehidupannya.

Catatan : “Cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung nama nama yang bersangkutan. Mohon maaf apabila ada yang kurang disegani. Hanya untuk menjadi hiburan semata. Maaf ya……hehehehehehehe”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar