Hanya sebuah kalimat yang terlontar entah untuk siapa!!! Baca saja, resapi dan renungkan!
Apakah kamu lupa,
saat kita bergelut bersama menyelesaikan satu soal yang tak kunjung ditemukan
jawabannya. Saat kita menangis dilantai dasar menceritakan penyebab
permasalahan yang sedang dialami, saat air mata jatuh membasahi pipi yg
mengalir karena satu tujuan yang ingin kita capai bersama. Jangan lupakan
kebersamaan kita yang rakus dalam segala hal konyol, mencari santapan murah dan
kita makan bersama di meja yang sejajar. Menelusuri lift yang hanya 4 lantai
dengan tetap berdiam diri dalam lift dan enggan keluar.
Apakah dengan
satu kesalahan yang kita lakukan bersama lantas membuat kita seperti ini?
Merenungi kebodohan lalu, menyesali hubungan, memutuskan komunikasi. Begitu
burukkah kita, sehingga kita hanya dianggap sampah yang membusuk?? Sehingga kita
hanya sebuah daun yang bertebaran ikuti arah angin? Begitu bodohkah kita hingga
kita harus pura pura tak mengerti apa yang dipermasalahkan?
Nyatanya aku
hanyalah seonggok daging yang merindukan tulang, ,mengapresiasikan cinta yang
entah siapa pemiliknya. Sesulit ini menjaga kata pertemanan. Cukup bertegur
sapa setiap bertemu, tak saling prasangka ketika melihat, bertanya ketika tak
tahu, melontar maaf ketika salah, dan tersenyum ketika memaafkan.
Sesulit itukah
hingga aku harus membuyarkan kata KITA. KITA yang katanya ingin menjaga ukhuwah
persahabatan, KITA yang pantang menyerah saat emosi melanda, KITA yang memiliki
KETOLOLAN karena adanya KITA, KITA yang katanya satu namun bercabang seribu,
KITA yang terbuka tapi disebarluaskan, Ya ini KITA, membentangkan jari lalu
diarahkan kehati, namun ternyata penghormatan pribadilah yang kita butuhkan.
Bukan yang katanya setia melalui hati tapi buktinya mencengkram. Bukan hal bodoh
jika kita memang harus berpisah dengan keadaan seperti ini. Karena nyatanya air
dan minyak takkan bisa menyatu. Bulan tak pernah bertemu matahari, selatan
bertentangan dengan utara, dan seperti pungguk merindukan bulan.
Rasanya kita
selalu di uji dengan ujian yang sama, kita terpaku pada kesalahan yang sama,
kita mengemis pada keadaan yang salah. Jika kita tak sempurna itu benar, tapi
kenapa ada diantara kita yang mengais ngais ketakutan? Apakah bagimu, aku
hanyalah setumpuk kotoran hewan yang tersebar dijalanan?? Hanya pengemis yang
berjalan pongah menanti penghargaan?
Bila memang IYA, maka
biarlah aku yang pergi, mencari kebahagiaan hakiki yang pasti aku dapatkan yang
datang bukan dari KITA.
Ya selamat
tinggal kita yang katanya bersahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar