Jumat, 01 November 2013

KITA


Hanya sebuah kalimat yang terlontar entah untuk siapa!!! Baca saja, resapi dan renungkan!

Apakah kamu lupa, saat kita bergelut bersama menyelesaikan satu soal yang tak kunjung ditemukan jawabannya. Saat kita menangis dilantai dasar menceritakan penyebab permasalahan yang sedang dialami, saat air mata jatuh membasahi pipi yg mengalir karena satu tujuan yang ingin kita capai bersama. Jangan lupakan kebersamaan kita yang rakus dalam segala hal konyol, mencari santapan murah dan kita makan bersama di meja yang sejajar. Menelusuri lift yang hanya 4 lantai dengan tetap berdiam diri dalam lift dan enggan keluar.

Apakah dengan satu kesalahan yang kita lakukan bersama lantas membuat kita seperti ini? Merenungi kebodohan lalu, menyesali hubungan, memutuskan komunikasi. Begitu burukkah kita, sehingga kita hanya dianggap sampah yang membusuk?? Sehingga kita hanya sebuah daun yang bertebaran ikuti arah angin? Begitu bodohkah kita hingga kita harus pura pura tak mengerti apa yang dipermasalahkan?
Nyatanya aku hanyalah seonggok daging yang merindukan tulang, ,mengapresiasikan cinta yang entah siapa pemiliknya. Sesulit ini menjaga kata pertemanan. Cukup bertegur sapa setiap bertemu, tak saling prasangka ketika melihat, bertanya ketika tak tahu, melontar maaf ketika salah, dan tersenyum ketika memaafkan.

Sesulit itukah hingga aku harus membuyarkan kata KITA. KITA yang katanya ingin menjaga ukhuwah persahabatan, KITA yang pantang menyerah saat emosi melanda, KITA yang memiliki KETOLOLAN karena adanya KITA, KITA yang katanya satu namun bercabang seribu, KITA yang terbuka tapi disebarluaskan, Ya ini KITA, membentangkan jari lalu diarahkan kehati, namun ternyata penghormatan pribadilah yang kita butuhkan. Bukan yang katanya setia melalui hati tapi buktinya mencengkram. Bukan hal bodoh jika kita memang harus berpisah dengan keadaan seperti ini. Karena nyatanya air dan minyak takkan bisa menyatu. Bulan tak pernah bertemu matahari, selatan bertentangan dengan utara, dan seperti pungguk merindukan bulan.

Rasanya kita selalu di uji dengan ujian yang sama, kita terpaku pada kesalahan yang sama, kita mengemis pada keadaan yang salah. Jika kita tak sempurna itu benar, tapi kenapa ada diantara kita yang mengais ngais ketakutan? Apakah bagimu, aku hanyalah setumpuk kotoran hewan yang tersebar dijalanan?? Hanya pengemis yang berjalan pongah menanti penghargaan?
Bila memang IYA, maka biarlah aku yang pergi, mencari kebahagiaan hakiki yang pasti aku dapatkan yang datang bukan dari KITA.

Ya selamat tinggal kita yang katanya bersahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar