Teruntuk si pemilik perut
besar,
Sesederhana ini
aku bahagia, mengetahui bahwa ada nama mu di ruang tulisan percakapan, mengomentari
huruf yang aku rangkai secara sempurna, tentunya kau membalas dengan gaya bahasa pesan mu yang aku kagumi.
Jika kau berkenan melihat ekspresi wajahku, kau pasti akan langsung mengerti
bahwa ada sebercak kekaguman yang aku simpan untukmu, kekaguman yang aku simpan
rapat rapat, mencoba menutupi dari ketajaman mata dan sikap mu. Kamu tau, melihat
ada nama mu dalam kolom percakapan ini setidaknya membuatku tersenyum indah
melihat air hujan yang berjatuhan secara pasti. Ada kegembiraan yang merasuk
bersama angin lewat sela sela jendela yang aku tutup rapat rapat.
Sesederhana itu
kamu masuk dan menjadi sebab lengkungan manis terpancar dari bibirku, meski aku
tau kamu juga membahagiakan wanita lain selain aku. Karena aku hanyalah seorang
yang berperasaan diam diam. Selain aku, tercipta lengkungan manis yang kau buat,
bahkan terlihat manis karena kau sadar sipemilik nya adalah kekasihmu. Aku
hanya si pengagum yang terlihat biasa saja namun berharap luar biasa. Mungkin
harapan itu palsu, harapan yang aku ciptakan supaya kau tetap bahagia
bersamanya.
Aku memang
terlalu bodoh mengagumimu yang jelas jelas telah memilihnya dan kau pun enggan
pergi. Iya, engkau enggan pergi dari indahnya kebersamaan bersamaku dan
mesranya jalinan hubungan kalian. Mungkin aku terlalu percaya diri, percaya bahwa
suatu saat nanti kau melepas dan kau berlari ke arah wanita yang mengagumimu
ini. Kini aku hanya bisa menikmati kebahagiannku secara sederhana, sesederhana kau
membuatku jatuh cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar