Kamis, 06 Maret 2014

Lonceng Kehidupan di Tujuh Maret 21 Tahun yang lalu

Tidaklah Seikat bunga yang dapat layu
Atau Boneka Panda sebesar bantal yang kan kusam
Tidak pula sebait puisi yang ditulis dengan pena
penuh puja puji

Persahabatan ini terasa begitu berbeda
Dari yang tidak kenal
Lalu berkenalan
Karena keramahan

Kita pernah punya satu ujian
Tahap dimana kita terpisah dan menginjak
Candamu membakar emosiku
Kerasku menambah amarahmu

Kencang sang waktu berlari tak mampu ku kendalikan
Bunyi lonceng waktu mengisyaratkan dewasamu
menemani perjalanan kita, dengan tangis dan tawa

Ku pesan seikat puisi Ulang tahun
Kuarahkan padamu saat kau membaca ini
seperti ku bilang tadi,
bukan seikat bunga atau boneka untuk hadiahmu

Aku hanya bisa merangkai seikat puisi
Karena uang dan berlian tak ku punya
Inilah aku...
Mencoba memberikan keragaman hadiahmu
Dengan puisi ala kadarnya
Tanpa berharap ada efek air di kelopak matamu
Tanpa berharap pujian ini itu dari bibir manismu

Yang aku ingin,
selalu ada lengkung manis di setiap waktumu
seperti pelangi yang terlihat saat hujan berhenti dan timbul matahari

Yang terakhir dari seikat puisi ini
akan ku tambahkan sebaris kata
Selamat dewasa, Rifka
Sahabat serta perevisi kerjaku :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar