Rabu, 14 Agustus 2013

Saat Cintaku Tinggal Separuh Hilang Termakan Waktu


Bintang,, Aku ingin cerita

Dulu saat aku benar benar terlena di dalam kasihnya, aku punya sedikit ketakutan pasi. Takut bila Tuhan tak lagi memberikan nikmat cinta padaku untuknya. Takut muncul perasaan lain saat aku tak benar benar melihatnya setiap waktuku. Takut bila ada orang yang bukan dia yang menjadi actor utama disetiap episode kebahagianku. Dan nyatanya itu terjadi saat ini.

Bintang, tolong dengar laraku

Bagaimana menurut pendapatmu atas cinta yang kian lama terasa memudar untuknya. Aku terlalu asik bersosialisasi dengan teman teman seperjuanganku. Sampai aku rasa, aku tak membutuhkannya lagi. Aku telah terjun bebas kedalam semua tugasku yang mempersempit waktuku untuk menghubunginya. Aku terlalu banyak berpikiran negative tentangnya yang membuatku marah dan tak inginkan dia ada lagi.

Bintang, jangan diam … Bantu aku

Haruskah aku pergi dari hidupnya? Mampukah aku? Aku telah mati rasa olehnya, lalu ada yang menghapus air mataku selain dia. Benarkah bahwa perpisahan adalah satu jalan utama untuk kehidupanku selanjutnya? Benarkah dia bukan orang yang mampu membuatku tersenyum lagi? Apakah dia yang menyebabkan segala kegelisahan yang aku rasakan? Kenapa cintaku hilang? Tolong aku mengambil keputusan baik.

Bintang, redupkan sejenak cahayamu dan tolong jawab pertanyaanku

Kenapa saat aku ingin melepaskan. Ada sebercak ketakutan lagi. Aku takut saat aku melepaskannya, malah aku dihampiri segala bayang tentangnya. Aku khawatir, aku akan bosan dalam kesendirian. Aku tak yakin bila aku dapat tersenyum lagi tanpa ada telepon ataupun pesan darinya.

Bintang, bisik padaku. Jangan kau diam dan membatu

Haruskah aku bertahan? Terkerangkeng dan sesak dalam cintanya. Senyum dalam kebahagian setengah palsu. Kata cinta yang berasal dari tenggorokan bukan hati lagi. Atau aku dipaksa rela untuk membiarkannya pergi, lalu aku menangis melihat langkahnya kian menjauh. Terekam semua kenangan tentangnya, mulai dari keromantisannya, kehangatan peluknya, kekonyolannya, sampai tingkah lakunya yang menyebalkan. Mampukah aku????
Kenapa kau tetap diam Bintang keciku?? Apakah kau pun enggan membisikan padaku tentang pilihan yang memberiku ketenangan??
Tolong aku ……….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar